Monday, November 12, 2012

Sincerity a Mother


Matahari menyinari bumi pertiwi setiap paginya, daun-daun bergeming, tubuh ini mulai menunjukkan aktivitas kesehariannya. Oh aku masih hidup! Aku masih bisa seperti mereka, bangun dari syurga sementara, menatap kedua orangtuaku yang sangat menyayangi diriku. Dunia membawaku kepada tugas sebagai pelajar. Membawa aku kepada kerumitan pelajaran yang belum tentu aku mengerti.

Menurut ku kehidupan ini sangat rumit, aku harus tegar,sabar dan percaya diri dalam menghadapi kejam nya hidup, ibu dan adik-adik ku seperti biasa melakukan kegiatan nya sehari-hari. Setelah sarapan pagi selesai, aku mendengar suara tangis dari ibu yang sangat menyayangi anak-anak nya di dalam kamar bercat kuning nan indah di pandang. Aku terdiam. Aku mendengar percakapan ibu dengan orang lain, setelah selesai telfon, ibu keluar dan memeluk kami bertiga. Lalu aku bertanya

"ibu, ibu kenapa?"

"Nak, kamu jaga ya adik-adikmu sayangi dia seumur hidup semampu kamu"

"iya bu, aku akan selalu menjaga adik-adik semampuku, ibu tadi terima telfon dari siapa?"

"Ibu.... ibu sangat sedih nak :'( kakak kamu kecelakaan"

"apa bu??:'( yaAllah ibuu" aku ibu dan adik-adik ku menangis tersedu-sedu.

Keadaan berubah 360derajat, ibu, aku dan adik-adikku, segera menuju rumah sakit. Mobil sirine membawa kakak menuju UGD (unit gawat darurat) di salah satu rumah sakit negeri di jakarta. Motor yang ia bawa ringsek tidak sehat seperti motor yang ia bawa dr rumah. Saat tiba di rumah sakit kakakku hampir tidak bernyawa, ia tidak mendengar apapun. Ibu sangat cemas dan hanya bisa menangis dan berdo'a untuk kakak tercinta. Kakak pun sudah masuk ke ruang UGD, kami hanya bisa menunggu di luar, gelisah... Hanya itu yang kami berempat rasakan. 20 menit berlalu Dr. dr. Hariansyah gunawan Sp.B KBD keluar dari kamar UGD tersebut dengan wajah tersenyum kemudian menghampiri ibu ku, dan berkata

"Ibu yang di rahmati Allah, anak ibu Indrajati riswanto dinyatakan telah koma, kami sudah melakukan semempu kami, tapi tuhan berkata lain. Semoga anak ibu cepat siuman ya bu. Ibu dan adik-adik nya dipersilahkan melihat ananda"

"Baik bapak dokter terimakasih atas kebaikan anda"

"sama-sama bu".

Saat membuka pintu dengan isak tangis yang amat sangat mendalam ibu melihat sesosok anak laki-laki satu-satu nya itu terbaring lemah di tempat tidur. Ibu sangat merindukan nya sehat, padahal kami tau, ia sangat tidak diharapkan sekali di rumah. Setiap harinya ia selalu menghantui ibu, ibu sangat sedih kecewa dan cemas. Dan juga setiap malam aku selalu mendengar titisan cerita yang amat sangat membuat semua orang tersentuh mendengar nya. Namun setelah ibu melakukan itu setiap hari nya, sang kakak tidak ada keperdulian nya terhadap ibu yang melahirkan dirinya. Tak ada balas kasih dan kecewa sedikitpun atas perbuatannya.

Ia sudah meninggalkan rumah selama 10hari karena ia tidak mau berada di dekat kami. Aku sangat bingung begitu pula ibu, aku mencari informasi dimana kah kakak ku berada, ternyata salah satu teman nya yang aku cari, aku menemukan nya di tempat biasa ia nongkrong dengan temannya. Lalu aku mencoba menemuinya, ternyata ia sedang meminum sebotol miras dan memegang kartu jokes bersama teman-temannya. Aku kaget tidak terbayang, apa yang telah dilakukakn kakak ku selama ini adalah kesalah fatal. Kemudian aku mencoba mendekatinya.

"Kak, pulang yuk. Ibu masak udang kesukaan kakak tuh"

dengan keadaan mabuk ia berkata "Mau apa lo kesini? Masih peduli lo ama gue? Gausah sok baik lo ama gue! Gue bosen pulang ke rumah isinya neraka semua!"

"Astaghfirullahaladzim kakak istighfar! Ibu sangat merindukan mu, apa kamu tidak punya rasa kasih sayang kepada orang yang telah melahirkanmu dengan susah payah?"

"Sudah pulang sanah! Gakusah ceramah! Gue gak butuh ceramah lo!"

Aku dengan segala kepolosan ku menangis dan pergi meninggalkan tempat dimana kakak ku berada. Sesampainya di rumah ibu melihat ku dengan cemas, mataku telah berlinang air mata. Ibu gelisah melihat ku menangis karena itu adalah tanda bahwa akan terjadi sesuatu sama kakaknya. Firasat ibu tidak akan pernah ada yang mengalahi pagi itu kakak kecelakaan dan kemudian dirawat dengan keadaan koma. Ibu aku dan adik-adik hanya bisa pasrah kepada Allah SWT agar putra sulung ibuku selamat dunia akhirat.

No comments:

Post a Comment